Rabu, 10 Mei 2017


AGROINDUSTRI.ID – Nilam atau dalam bahasa latin disebut Pogostemon Cablinmerupakan tanaman yang berasal dari Filipina yang memiliki tinggi sekitar 500 cm dan memiliki batang berupa kayu. Saat ini banyak peminat dari tanaman nilam karena hasil budidayanya sangat menguntungkan. Tanaman nilam ini bisa dijadikan minyak yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, maka tidak heran jika permintaan pemesanan dari Minyak Nilam sendiri sudah sampai di luar negeri.
Di Indonesia sendiri tanaman nilam masih belum banyak dikembangkan, sehingga hal ini menjadi salah satu peluang (opportunity) bagi anda yang ingin memulai berinvestasi pada komoditas pertanian yang memiliki demand dan nilai jual tinggi.

CARA BUDIDAYA TANAMAN NILAM

Untuk budidaya tanaman nilam di dalam negeri bisa dibilang sangat mudah, perawatan tanaman nilam sendiri seperti menanam tanaman tropis lainnya, berikut ini merupakan langkah-langkah untuk memulai budidaya tanaman nilam:
  • Mempersiapkan bibit
Bibit yang harus dipersiapkan adalah bibit nilam unggul dari hasil pohon nilam yang sudah melewati panen dalam jangka waktu 6 sampai 7 bulan.
  • Menyiapkan media
Media yang harus dipersiapkan adalah lahan kosong, yang berupa tanah subur dan sudah melalui proses penggemburan, bisa dengan cara ditraktor atau dicangkul. Selain media tanah berbagai media lain yang kita butuhkan yaitu seperti pupuk organik, pupuk kandang, sekam, insektisida serta pelindung tanaman berupa bambu juga sangat dibutuhkan dalam masa-masa awal.
  • Cara penanaman
Dalam penanaman ada dua cara, yang pertama dengan cara steak, batang nilam di potong sekitar ukuran 15 cm kemudian diletakkan atau tancapkan pada polybag yang berisi pasir, tanah, pupuk kandang, seism yang sudah didiamkan selama sehari. Pada proses penanaman di polybag kurang lebih akan memakan wakttu selama 2 bulan, dan kemudian baru dipindahkan pada lahan yang telah di persiapkan.
Cara yang kedua yaitu dengan memotong bibit steak ukuran 12 cm kemudian direndam pada pupuk organik cair perangsang akar dalam waktu 5 menit. Kemudian ikat bibit nilam dan disimpan selama 15 hari. Ketika sudah tumbuh akar kemudian dipindahkan pada polybag.
Dalam menanam tanaman nilam lahan biasanya dibuat sistem bedeng. Jarak dan lebar antar bedeng adalah sekitar 80 cm dengan lebar tiap bedeng sekitar 3 meter. Satu bedeng bisa menampung hingga 3 bibit nilam.
Dalam proses penanaman tanaman nilam kondisi iklim juga harus diperhatikan, tanaman nilam umumnya merupakan tanaman tropis yang membutuhkan sinar matahari cukup dengan suhu sekitar 30 drajat celcius.
Minyak nilam merupakan bahan baku untuk membuat kosmetik, parfum dan sabun.Harga minyak nilam cukup mahal, dijual sekitar Rp400.000 per kilogramnya. Harga tersebut bahkan bisa mencapai Rp1.200.000 jika sudah sampai pasar. Sedangkan untuk bibit tanaman nilam biasanya dihargai Rp500 per polybagnya.
Batang pohon nilam pada umumnya berwarna ungu, sedangkan daun yang saling berhadapan berwarna hijau. Bentuk dun nilam adalah bulat lonjong dengan panjang sekitar  10 cm serta lebar sekitar 8 cm. Tangkai daunnya berwarna merah, biasanya panjangnya sekitar 4 cm.
Daun nilam memiliki banyak manfaat yaitu sebagai obat yang berfungsi untuk melancarkan pencernaan, mencegah penyakit jantung, obat diare serta dapat mengobati batuk. Kegunaan lain dari daun nilam adalah sebagai penghasil pestisida alami untuk membasmi hama, sebagai fungisida dan bakterisida untuk menghilangkan bercak pada tanaman padi serta dapat dijadikan sebagai bahan sayuran dan minuman segar.
Manfaat lain dari tanaman nilam adalah sebagai penghasil minyak atsiri. Minyak atsirimerupakan minyak basil oil yang berbau harum yang biasa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan shampo dan parfum yang memiliki aroma terapi.

PROSES PENYULINGAN MINYAK NILAM

Proses pembuatan minyak atsiri nilam dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan cara disuling, baik dengan cara penyulingan dikukus, direbus maupun dengan penguapan. Penyulingan dengan cara direbus yaitu daun nilam yang sudah dikeringkan kemudian direbus katel besar yang terbuat dari besi atau alumunium.
Dengan cara uap yaitu, daun nilam direbus kemudian uapnya ditampung dalam pipa yang kemudian akan menghasilkan air. Setelah berubah menjadi air kemudian pada ujung pipa akan keluar air kemudian ditampung dalam wadah. Pada wadah tersebut selanjutnya akan terjadi pemisahan antara air dan minyak nilam murni.
Demikian pengetahuan tentang daun nilam, cara budidaya tanaman nilam serta proses pembuatan minyak dari tanaman nilam yang bisa anda jadikan sebagai referensi sebelum mulai berinvestasi pada bisnis minyak nilam ini, Semoga bermanfaat.

Wartaagro.com – Permintaan minyak atsiri cukup besar. Untuk menghasilkan minyak tersebut, dibutuhkan tumbuhan nilam. Kandungan bahan fiksatif, minyak atsiri digunakan sebagai pengikat aroma wewangian. Minyak atsiri biasanya dipakai oleh industri kosmetik dan makanan.
Indonesia adalah negara penghasil nilam terbesar di dunia. Sekitar 90% kebutuhan minyak nilam dunia disuplai dari Indonesia. Namun, masih sedikit yang mengetahui peluang ekspor terebut. 
Budi Handoyo, seorang pebudidaya nilam asal Tangerang Selatan, Banten termasuk yang jeli melihat peluang itu. Bersama dengan tiga orang temannya, Budi memutuskan untuk membudidayakan nilam sejak empat tahun lalu. Dengan luas tanah 4,5 hektar di sekitar Cianjur, Jawa Barat, ia kini menyediakan bibit nilam, daun kering dan rantingnya untuk memenuhi kebutuhan pasar nilam.
“Satu hektar idealnya berisi 15.000 bibit. Nah, nilai ekonomis akan tercapai kalau punya lahan seluas 3 hektare,” ungkap Budi.
Bibit nilam diperoleh dengan cara stek batang. Satu bibit tanaman nilam dihargai Rp 1.500 per batang.
Sedangkan daun kering nilam dihargai Rp 10.000–Rp 15.000 per kilogram (kg). Daun kering inilah yang nantinya disuling hingga menghasilkan minyak nilam.
Biasanya dari daun basah akan susut 70% menjadi daun kering. Untuk batangnya, dijual dengan harga Rp 7.000–Rp 10.000 per kg.
Konsumen bibit dan daun kering nilam milik Budi datang dari berbagai daerah di Jawa Timur, Bengkulu, Jawa Tengah, dan Sulawesi. Biasanya mereka membeli nilam untuk dijual lagi atau disuling menjadi minyak.
“Kebanyakan orang-orang sekarang jadi penyulingnya saja karena harga minyak lebih mahal daripada bahan bakunya. 1 kg minyak nilam harganya Rp 700.000–Rp 800.000," jelas Budi.
Lantaran itu, permintaan bahan baku seperti daun kering dan batang nilam sangat tinggi di pasaran. Persoalannya, sekarang jumlah petani nilam sangat sedikit. "Kadang hasil produksi kami tak bisa melayani semua orderan,” ujarnya.
Dalam satu kali panen, kebun nilam milik Budi bisa menghasilkan 67,5 ton daun nilam basah. Jika dijadikan nilam kering, beratnya sekitar 20,25 ton. Praktis dalam satu bulan omzet yang didapatnya sekitar Rp 202,5 juta hingga Rp 303,75 juta.
Pembudidaya lainnya adalah Budi Kusumo di Ciherang, Cianjur, Jawa Barat. Ia membudidayakan tanaman nilam sejak tahun 2011 di atas lahan seluas 5 hektare.
Saat ini, ia mampu menghasilkan 45.000 bibit per minggu. Dari penjualan bibit saja, ia bisa meraup omzet hingga Rp 67,5 juta per minggu. 
Pupuk dan air jadi kebutuhan utama
Budidaya nilam tidak terlalu sulit. Tanaman  dengan nama latin Pogostemon cablin ini cocok dikembangkan di lahan dengan ketinggian antara 40 meter di atas permukaan laut (mdpl)–1.400 mdpl.
Tanaman nilam bisa dikembangkan dengan sistem stek yang diambil dari batang atau cabang yang sudah mengeras di bagian tengah.
Setelah dilakukan penyetekan, siapkan bedengan persemaian dengan ukuran lebar 1,5 meter (m), tinggi 30 sentimeter (cm), dan panjang tergantung kebutuhan. Ada pun parit dibuat selebar 30 cm–40 cm dan dalamnya 50 cm.
Tanah bedengan diolah sampai gembur dicampur pasir dengan perbandingan 2:1. Selanjutnya diberi pupuk kandang matang yang telah dicampur Natural GLIO (1 sachet Natural GLIO + 25-50 kg pupuk kandang).
Buat naungan menghadap ke timur dengan ketinggian 180 cm timur dan 120 cm barat, letakkan daun kelapa atau alang-alang di atas para-para.
Stek ditanam posisi miring, bersudut 450 sedalam 10 cm dan jarak tanam 10 x 10 cm. Setiap lubang ditanami 2-3 setek, sebagai cadangan jika ada yang mati. Setelah umur tiga sampai empat minggu, bibit sudah siap dipindahkan ke lapangan. 
Butuh enam sampai tujuh bulan dari waktu awal menanam hingga panen. Di fase selanjutnya bisa panen setiap tiga bulan sekali. 
Budi Handoyo mengatakan, pemberian pupuk dilakukan hanya dua kali. Yakni, saat awal menyemai bibit dan sesaat setelah panen untuk menjaga kesuburan tanah.
“Selain pupuk, yang penting diperhatikan itu masalah air. Tanaman nilam tak bisa dibiarkan kering begitu saja," jelas Budi. Menurutnya, bila kekeringan tanaman nilam bisa gagal panen.
Soal hama, musuh utama tanaman ini adalah ulat pengerek batang dan belalang. Ulat bisa membuat batang menjadi keriting dan belalang membuat daun nilam menjadi bolong-bolong. "Tapi, kan, kita menjual dalam kondisi kering, jadi tidak berdampak, mau bolong juga tidak apa-apa. Yang penting ada air, jangan sampai kekeringan,” ucapnya.
Saat panen, batang nilam dibabat sepertiganya, ditinggal untuk bibit baru. Budi Kusumo, pebudidaya lainnya, menambahkan, saat menyemai bibit dengan sistem stek, perlu dibuatkan jalur air dan gundukan untuk mencegah air menggenangi stek agar tidak busuk.
Jika stek batang sudah berumur satu minggu dan terlihat pertumbuhan tunas, penyiraman bibit harus dilakukan dua kali dalam sehari. Setelah umur tiga minggu sampai empat minggu, bibit sudah siap dipindahkan ke lapangan. "Penyiraman tetap harus rutin dilakukan karena nilam butuh air," katanya. (kontan)

*Pupuk Organik Yang disarankan :*

- POC Nasa 500cc Rp.55.000
- Hormonik 100cc Rp.45.000
- Supernasa 250gr Rp.65.000
- Glio 100gr Rp.50.000




AGROINDUSTRI.ID –  Nilam atau dalam bahasa latin disebut  Pogostemon Cablin merupakan tanaman yang berasal dari Filipina yang memiliki tin...